Organisasi pembelajaran harus
dirancang oleh manajemen senior atau puncak. Dengan demikian belajar sudah
merupakan bagian dari budaya organisasi karena disitu ada komitmen pimpinan dan
tentunya seluruh anggota organisasi.
1. Mulailah
dari atas ; membantu memberikan suatu iklim kondusif dalam bekerja secara
efektif dan efisien akan lebih cepat melalui proses belajar.
2. Mulailah
dengan suatu masalah yang kronis; selalu akan merupakan hal yang baik
untuk memunculkan pemikiran yang kreatif dalam mengatasi masalah yang penuh
tantangan.
3. Mulailah
dengan inisiasi kelompok kerja; suatu bentuk respon umum, dan karyawan
memerlukan dorongan dan pemahaman tentang visi.
4. Mulailah
dengan mendiagnosis keorganisasian (kebutuhan dan permasalahan); konsultan
sumberdaya manusia sangat diperlukan untuk hal ini.
5.
Mulailah mengkaitkan proses belajar dengan proses yang ada atau inisiatif
yang ada. Untuk itu ada baiknya karyawan pergi ke unit kerja yang masih
memiliki energi dan semangat tinggi.
6. Mulailah
dengan menelaah ulang sistem dan proses yang ada; suatu audit akan
mengidentifikasi suatu kesenjangan kapabilitas diantara karyawan.
7. Mulailah
dengan pengembangan produk baru sebagai bentuk keberhasilan suatu proses
belajar.
Kebanyakan
inisiasi model belajar diambil dari fungsi sumberdaya manusia atau diadop
bahkan ditiru dari pihak eksternal. Ini seharusnya tidaklah demikian.
Mengembangkan suatu organisasi belajar pada dasarnya menyangkut tentang
melakukan “sesuatu dari dalam” dan mengambil suatu “perspektif sistem
holistik”. Dalam hal ini ahli Sistem Informasi Manajemen dan Sistem
Informasi memiliki suatu kontribusi besar untuk melakukan:
1.
Suatu pendekatan sistem dan pola pikir: suatu latar belakang kuat dalam metode
dan proses logika dan biasanya mampu untuk mengembangkan solusi kreatif dan
pandangan holistik,
2.
Menyediakan beberapa manajer proyek yang andal dalam organisasi, mampu
mengkoordinasi ragam kegiatan lintas beragam fungsi dan melibatkan pengubahan
signifikan dalam proses pekerjaan,
3.
Pengembangan suatu infrastruktur informasi yang memungkinkan alir infromasi,
termasuk jaringan koneksi antara sistem internal dan akses ke jaringan
eksternal dan pangkalan data,
4.
Biasanya menjadi “penganut dini” dari belajar yang penting tentang teknologi,
seperti perangkat teknologi, komputer dan video untuk konferensi,
eksplorasi internet, dan multimedia,
5.
Pemilikan sistim pengetahuan terintegrasi dalam aspek esensial untuk
membuat koneksi efisien antar-informasi, dan lebih penting lagi pengetahuan.
Dalam
kaitannya dengan fungsi pelayanan informasi, kepustakaan memainkan peran
penting dalam mengelola sumberdaya informasi dan pengetahuan. Diperlukan
penyediaan sistem dan proses untuk manajemen pengetahuan dan alir informasi,
dan ini merupakan suatu aspek yang krusial dan kurang diperhatikan dalam
organisasi belajar – menggunakan teknik seperti Manajemen Sumberdaya Informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar