Suatu proses penentuan keputusan
yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifias-aktifias pada
masa yang akan datang.
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
pengambilan keputusan sebagai sebuah aspek
penting dari pilihan karir dan pengembangan karir.
Model
Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli:
Japson dan Dilley 1974) serta Wight (1984)
Japson dan Dilley 1974) serta Wight (1984)
Jepson dan Dilley membagi model yang mereka
diskusikan kedalam 2 kelompok:
o
model perspektif, yaitu model yang mendeskripsikan
bagaimana keputusan sebaikmnya dibuat, dan
o
model deskriptif, yang menjelaskan
bagaimana keputusan-keputusan sebenarnya dibuat
Mitchel mengidentifikasikan 4 elemen yang dianut oleh pengambil
keputusan.
1. Batasan mutlak yaitu faktor-faktor yang harus disajikan atau ditiadakan untuk alternatif agar menjadi aktif
2. Karakteristik negatif yaitu adlah aspek-aspek yang tidak diinginkan.
3. Karakteristik positif adalah aspek-aspek yang diinginkan.
4. Karakteristik netral adalah aspek-aspek yang ada namun tidak relevandengan pilihan yang dibuat.
1. Batasan mutlak yaitu faktor-faktor yang harus disajikan atau ditiadakan untuk alternatif agar menjadi aktif
2. Karakteristik negatif yaitu adlah aspek-aspek yang tidak diinginkan.
3. Karakteristik positif adalah aspek-aspek yang diinginkan.
4. Karakteristik netral adalah aspek-aspek yang ada namun tidak relevandengan pilihan yang dibuat.
Janis
dan Mann (1997)
beranggapan bahwa konflik terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan mengambil
sebuah keputusan, hal ini menimbulkan tekanan dan ketidakyakinan. Proses
dimulai ketika pembuat keoutusan menjadi waspada akan ancaman yang ia rasa
perlu untuk dipertimbangkan (misal suara alarm kebakaran). Proses ini berlanjut
melewati beberapa langkah yang dapat digambarkan dengan runtutan pertanyaan
yang jika dijawab dengan benar, memerlukan tindakan yang membawa ke pertanyaan
berikutnya dan ketika dijawab dengan salah akan menimbulkan gangguan terhadap
proses pengambilan keputusan. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain sebagai
berikut.
1. Apakah beresiko rumit jika tidak saya ubah?
2. Apakah beresiko serius jika tidak saya ubah?
3. Dapatkah saya menentukan sebuah solusi aktif untuk masalah tersebut?
4. Apakah ada cukup waktu untuk mencari alternatif-alternatif aktif?
1. Apakah beresiko rumit jika tidak saya ubah?
2. Apakah beresiko serius jika tidak saya ubah?
3. Dapatkah saya menentukan sebuah solusi aktif untuk masalah tersebut?
4. Apakah ada cukup waktu untuk mencari alternatif-alternatif aktif?
Model Pengambilan Keputusan:
Decision
Analysis
Model yang membantu para manajer memperoleh pengertian dan
pemahaman yang mendalam, tetapi mereka tidak dapat membuat keputusan.
Pengambilan
keputusan merupakan suatu tugas yang sulit dalam kaitan dengan:
•
ketidak-pastian masa depan
• konflik
nilai-nilai atau hasil tujuan
Bagaimana membuat keputusandalam organisasi
Langkah-langkah dalam membuat
keputusan.
- Menggambarkan dan mengenali masalah dan kesempatan.
- Mengidentifikasi dan menganalisis macam langkah
tindakanalternatif, mengestimasi pengaruhnya
dalam masalah atau kesempatan.
- Memilih tindakan yang lebih disukai.
- Mengimplikasikan tindakan yang lebih disukai.
- Mengevaluasi hasil dan kelanjutannya
sebagaimana diperlukan
Bagaimana
keputusan dibuat dalam organisasi?
- Prosespengambilan
keputusan sistematis tidak mungkin diikuti jika perubahan substansiil yang
terjadi dan banyak teknologi baru yang digunakan.
- Teknik
keputusan novel boleh menghasilkan pencapaian atasan dalam situasi tertentu.
- Konsekwensi
pengambilan keputusan yang etis harus dipertimbangkan
Bagaimana
keputusan di ambil dalam organisasi?
Lingkungan
keputusan meliputi:
·
Lingkungan
tertentu.
·
Mengambil resiko
lingkungan.
·
Lingkungan
tidak-pasti.
-
Bilamana
informasi adalah cukup untuk meramalkan hasil dari tiap alternative dalam
pengambangan implementasi.
-
Kepastian
adalah masalah ideal dalam memecahkan dan pengambilan keputusanlingkungan
-
–
Bilamana pembuat keputusan tidak dapat menyudahi kepastian mengenai hasil
berbagai macam tindakan, tetapi mereka dapat merumuskan kemungkinan kejadian.
- –
Kemungkinan dapat dirumuskan melalui sasaran prosedur statistik atau intuisi
pribadi.
-
–
Bilamana manager memiliki sedikit informasi bahwa mereka tidak dapat menetapkan
kemungkinan suatu kegiatan dari berbagai alternative dan kemungkinan hasil.
-
–
Ketidak-pastian memaksa pembuat keputusan bersandar pada individu dan
kreativitas kelompok untuk berhasil dalam memecahkan masalah.
-
–
Juga yang ditandai oleh dengan cepat mengubah:
•
Kondisi-Kondisi eksternal.
• Kebutuhan
teknologi informasi.
• Personil yang
mempengaruhi definisi pilihan dan masalah.
-
–
perubahan yang cepat ini adalah juga disebut anarki terorganisir.
Bagaimana keputusan dibuat dalam
organisasi?
Bentuk-bentuk keputusan.
-
–
Keputusan terprogram.
• Melibatkan
permasalahan rutin yang muncul secara teratur dan dapat ditujukan melalui
tanggapan standard.
-
–
Keputusan tidak terprogram.
• Melibatkan
bukan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang
ada
CONTOH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. KEPUTUSAN DALAM CERTAINTY (KEPASTIAN)
Hasil dari setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dimuka
dengan pasti. Misal model linear
programming, model integer
programming dan model
deterministik.
Tujuan :
• Lebih dari satu tujuan.
• Lebih dari satu alternatif
tindakan
• Setiap tindakan mempunyai satu
atau lebih hasil
B.
KEPUTUSAN DALAM
KONDISI RESIKO
Kurang pastinya
kejadian-kejadian dimasa mendatang, maka kejadian ini digunakan sebagai
parameter untuk menentukan keputusan yang akan diambil
Situasi yang
dihadapi pengambil keputusan adalah mempunyai lebih dari satu alternatif
tindakan, pengambil keputusan mengetahui probabilitas yang akan terjadi
terhadap berbagai tindakan dan hasilnya dengan memaksimalkan expected return
(ER) atau expected monetari value (EMV)
C. KEPUTUSAN
DALAM UNCERTAINTY (KETIDAKPASTIAN)
Pengambilan
keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan
suasana keputusan dimana
probabilitas hasil-hasil potensial
tidak diketahui (tak
diperkirakan). Dalam suasana
ketidakpastian pengambil
keputusan sadar akan hasil-hasil
alternatif dalam bermacam-macam
peristiwa, namun
pengambil keputusan tidak dapat
menetapkan probabilitas
peristiwa.
Organisasi Pembelajar
Pengertian
Organisasi Pembelajar
Istilah
organisasi pembelajar sebagian berasal dari gerakan “In Search of
Excellence” dan selanjutnya digunakan oleh Garrat .
Namun Geoffrey
Holland selanjutnya menyatakan bahwa “jika kita mau bertahan hidup secara
individual atau sebagai perusahaan, ataupun sebagai bangsa kita harus
menciptakan tradisi perusahaan pembelajaran.”
PEDLER, BOYDELL DAN BURGOYNE (1988) mendefinisikan organisasi pembelajaran sebagai berikut:
“Sebuah
organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara
terus menerus mentransformasi diri.”
Karakteristik
Organisasi Pembelajar
Megginson dan Pedler (Dale, 2003) memberikan sebuah
panduan mengenai konsep organisasi pembelajaran, yaitu:
“Suatu
ide atau metaphor yang dapat bertindak sebagai bintang penunjuk. Ia bisa
membantu orang berpikir dan bertindak bersama menurut apa maksud gagasan
semacam ini bagi mereka sekarang dan di masa yang akan datang. Seperti halnya
semua visi, ia bisa membantu menciptakan kondisi dimana sebagian ciri-ciri
organisasi pembelajar dapat dihasilkan”.
Kondisi-kondisi tersebut adalah:
1) Strategi pembelajaran;
2) Pembuatan kebijakan partisipatif;
3) Pemberian informasi (yaitu teknologi informasi
digunakan untuk menginformasikan dan memberdayakan orang untuk mengajukan
pertanyaan dan mengambil keputusan berdasarkan data-data yang tersedia);
4) Akunting formatif (yaitu sistem pengendalian disusun
untuk membantu belajar dari keputusan);
5) Pertukaran internal;
6) Kelenturan penghargaan;
7) Struktur-struktur yang memberikan kemampuan;
8) Pekerja lini depan sebagai penyaring lingkungan;
9) Pembelajaran antarperusahaan;
10) Suasana belajar;
11) Pengembangan diri bagi semua orang.
Meskipun
PERUBAHAN ORGANISASI DALAM
PERSPEKTIF MANAJEMEN PERUBAHAN
Perubahan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap organisasi.
Organisasi akan selalu mengalami dinamika perubahan, baik yang disebabkan dari
dalam maupun dari luar organisasi.
PERSPEKTIF MANAJEMEN PERUBAHAN
Seperti
yang telah dikemukakan oleh Genus (1998), dalam Soerjogoeritno (2004), dalam
menjelaskan perubahan organisasional dapat dilakukan melalui perspektif
manajemen perubahan. Perspektif manajemen perubahan tersebut didasarkan pada
empat dimensi utama, yaitu:
1)
Berkaitan dengan konsep tentang proses perubahan,
2)
Berkaitan dengan konteks dan ketidakpastian,
3)
Berkaitan dengan konsep tentang isi dan skala perubahan yang akan dilakukan,
dan
4)
Berkaitan dengan metode dan strategi yang dipilih dalam mengelola perubahan.
KAPAN PERUBAHAN TERJADI DAN KAPAN DILAKUKAN?
Setidaknya
terdapat tiga faktor yang mendorong terjadinya perubahan organisasi
(Soerjogoeritno; 2004).
Pertama, sejumlah ketidakpuasan dengan kondisi
sekarang. Semakin besar rasa ketidakpuasan dengan kondisi sekarang, akan
semakin mendorong untuk melakukan perubahan.
Kedua, ketersediaan alternatif yang
diinginkan. Semakin banyak alternatif yang tersedia yang lebih layak untuk
memperbarui kondisi sekarang menuju kondisi yang lebih baik maka semakin
menguntungkan bila melakukan perubahan.
Ketiga,
adanya suatu perencanaan untuk mencapai alternatif yang diinginkan. Bila ada
perencanaan yang baik dan sistematis berarti semakin terbuka peluang melakukan
perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar